CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Kamis, 20 Maret 2008



jembatan mahakam II


Anshory and Ramliani


Senin, 10 Maret 2008

my friend

sweet remembrance

Sabtu, 08 Maret 2008

jembatan mahakam


mahakam bridge of Tenggarong

PA'DE


SANTAI AJ FRIEND

MY FRIEND

foto bersama bu Rita


Mari bersama membangun kekuatan diatas fondasi kebenaran sehingga apa yang akan kita lakukan kedepan dapat bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. jangan menciptakan suatu perbedaan antara satu dengan yang lain namun ciptakanlah sesuatu yang baru berdasarkan asas persamaan hak dan kewajiban kita sebagai warga negara yang berpegang teguh pada moral yang berketuhanan YME.

my friend


Teman yang baik adalah teman yang bisa mengerti dan memahami situasi dan kondisi yang kita alami dan bisa menempatkan sesuatunya itu pada tempatnya. segala sesuatu yang dirasakan dan diberikan oleh teman dengan ikhlas menunjukan jati diri teman itu telah tumbuh dan hidup dalam dirinya sehinga teman itu memberikan suatu solusi terhadap segala bentuk persoalan yang dihadapi setiap hari.

HATI YANG TERSEMBUNYI


Gelap alam di malam hari redupkan cahya bintang nan jauh.
Tulusnya hati nan suci tertepis benang merah yang membentang horizontal,
mengikuti garis khatulistiwa hati.
Tlah kucoba menatap mentari pagi
Demi secercah harapan akan munculnya dara manis
Mungkinkah semua itu kan hadir.
Wahai suara guntur dilangit
Haruskah aku keluarkan suara sekeras itu untukmu
Demi setitik air dari langit tuk sejukkan hati ini.
Kini tlah bergejolak ombak samudra
Hembuskan layar hati ditengah kilauan pesonamu
Setitik ombak laut percikkan satu harapan
Dalam gelap yang tersembunyi
Ku akan menemukanmu.....tersenyum
Tersenyum dalam istana hatiku.

Kenangan ujian


Salah satu bentuk kekuatan hidup adalah dimana dua insan yang berlainan jenis menyatukan persepsi untuk selalu bersama mengatasi persoalan hidup yang selalu datang silih berganti. kekuatan itu datang melalui sebuah persahabatan dimana antara satu dengan yang lainnya saling mengisi kekurangan dan saling membantu dalam memecahkan sebuah masalah

GADIS MUNGILKU


Satu hal terindah dalam hidup ini adalah saat orang yang kita sayangi hadir dalam kehidupan kita dan selalu menghiasi hari-hari dengan tulus. Ada hal yang tak terlupakan disaat dia berikan senyum manisnya yang selalu hiasi bibir mungilnya,canda guraunya yang manja akan tetap terkenang dalam bayang hidup ini dan akan menjadi pengobat hati yang kalut oleh persoalan dunia. Semua kata, tingkah yang tlah berlalu akan menjadi sebuah penawar sepi. Kau adalah gadis mungilku yang kan selalu hidup dalam kalbuku yang dalam. I love your smile......forever !!!

SILATURAHMI DENGAN KETUA DPRD KUKAR

OBLONG

Jumat, 07 Maret 2008

FENOMENA KAMPUS UNGU

FENOMENA KAMPUS UNGU

Mahasiswa Unikarta Bah Kapal Yang kehilangan kompas. Hiruk- pikuk dan desas desus perbaikan dan seruan perubahan terus mengalir mengikuti perputaran waktu. Mulai dari, transparansi keuangan, pembenahan infrastruktur, tatanan Akademika, pengauditan hingga menjalar pada persoalan imbas kenaikan biaya perkuliahan. Sadar ataupun tidak itulah fenomena kampus Ungu yang notabenenya adalah termasuk perguruan tinggi swasta yang terbesar jumlah mahasiswanya.

Berangkat dari semua persoalan itu mahasiswa haruslah jeli dalam melihat titik penyelesaian sehingga tidak ada indikasi unsur kepentingan didalamnya, namun yang terpenting adalah kebutuhan apa yang hari ini sangat signifikan demi terbentuknya SDM yang berkualitas dan tangguh serta mampu bersaing diEra pasar bebas yang makin memanas.

Bila kita telusuri secara mendalam kondisi Unikarta saat ini maka pertanyaan akan menghinggapi pikiran kita. Manakah yang lebih mendesak antara perubahan fisik ataukah perubahan Moral. Fisik disini adalah berupa pembenahan infrastruktur seperti bangunan penunjang perkuliahan yang sangat menentukan kemajuan dan kelancaran proses akademika dan moral yang dimaksud adalah kesadaran aparatur untuk kooperatif dengan melihat kepincangan dan kekurangan yang ada.

Tidak adanya keterbukaan dan komunikasi yang baik antara aparatur pemegang kebijakan juga merupakan sumber keterpurukan kampus Ungu. Saling lempar isu yang kemudian menjadi bola panas untuk digelindingkan pada gawang lawan telah menjadi hal yang biasa dimainkan oleh kalangan birokrat Elit Politik. Yang menjadi pertanyaan adalah akankah itu harus dimainkan disebuah Perguruan Tinggi…???

Peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk menjawab persoalan itu. Sadar ataupun tidak bola panas tiu telah menggelinding dikampus Ungu. Mari kita sikapi persoalan itu dengan arif dan bijaksana. Mari kita analisa persoalan itu dengan mencari apa motif dibalik perang dingin pemegang kebijakan. Jangan sampai ada mahasiswa menjadi alat ataupun peluru kendali dari kubu tertentu yang ternyata hanya memperalatnya.

[ RAMLIANI ]

GLOBALISASI DAN REFORMASI

GLOBALISASI DAN REFORMASI

( R A M L I A N I )

Arus Globalisasi abad 21 semakin memperlihatkan geliatnya, yang sangat berpengaruh disemua sector kehidupan. Globalisasi merupakan tanda dari sebuah perubahan besar kehidupan umat manusia dimana masyrakatnya merupakan masyarakatnya transisi.

Teriakan reformasi masih terus bergema diseantero jagad raya. Hal ini menunjukan realita bahwa Negara belum mampu mewujudkan asas keadilan dan kesejahteraan masyarakat.ini adalah sebuah fenomena zaman yang tidak berpihak pada rakyat.

Bertolak dari realita itulah sehingga Student Solution mengepalkan tangannya dan maju kemuka guna mengatasi setiap persoalan yang menyimpang dari kebenaran dan keadilan disegala sektor kehidupan.

Globalisasi dan Reformasi adalah bagian yang tak terpisahkan. Globalisasi telah membawa dunia sekarang dan masa depan berlari cepat dengan akibat lepas kendali. Hal ini dapat terlihat dimana pemerintah cenderung mengutamakan kepentingan Elit politik dan Kapitalis sehingga mengesampingkan kebutuhan masyarakat. Dari kenyataan inilah sehingga muncul gagasan baru untuk melakukan perubahan dan perbaikan yang kemudian lebih dikenal dengan nama Reformasi.

Student Solution dengan pergerakannya terus mengantisipasi arah globalisasi dan kemurnian reformasi dari setiap penyimpangan dan meluruskan arah kebijakan pemerintah pada tataran yang realistis. Tendensi Student Solution dalam melakukan setiap gerakan tak lain adalah perjuangan untuk kemaslahatan masyarakat secara umum.

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

Sektor Pendidikan menjadi faktor penting dan signifikan untuk mencetak produk Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat menghadapi arus perubahan jaman yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Kekuatan Global Pendidikan pada peranan pengetahuan menjadi hal yang strategis dan utama. Masa depan bangsa ditentukan oleh pengetahuan baik yang berhubungan dengan kemajuan IPTEK terutama dalam bidang informasi serta inovasi maupun hubungannya dengan IMTAK.

Revolusi Pemikiran dalam dunia Pendidikan yang berorientasi pada peningkatan SDM merupakan elemen terpenting yang seharusnya menjadi dasar dalam membuat perubahan khususnya yang berkaitan dengan Pendidikan.

Salah satu faktor tidak adanya kemajuan dalam dunia pendidikan adalah proses belajar mengajar yang berlangsung didunia Pendidikan Formal sekarang ini lebih banyak hanya sekedar mengejar target pencapaian kurikulum yang telah ditentukan, sehingga kontrol pada peningkatan kemampuan dan potensi peserta didik menjadi terabaikan. Metode Pendidikan seperti ini menjauhkan dari misi kearah pembebasan dan pemberdayaan.

Sadar taupun tidak mahasiswa harus mengetahui bahwa jaringan sistem budaya, sistem Ekonomi, Sistem Pasar, sistem Komunikasi, dan sistem Pengetahuan adalah merupakan bagian-bagian yang ditempuh dalam dunia Pendidikan. Dan diharapkan nantinya dapat direalisasikan pada tatanan sosial masyarakat.

( R A M L I A N I )

KILAS BALIK PERGERAKAN

KILAS BALIK PERGERAKAN

Dalam setiap kurun sejarah, telah terbukti Indonesia menjadi bulan-bulanan negara-negara core yang berebut sumber-sumber ekonomi untuk kepentingan survival mereka sendiri. Upaya serius untuk menghitung bandul gerak kenyataan global dan mencuri moment demi kepentingan bangsa seperti pernah dilakukan tahun 1945, belum pernah terjadi. Bahkan dalam setiap moment ‘perubahan’ penting di Indonesia (1966, 1998), kita sama sekali tidak memiliki skenario. Bila dicermati sungguh-sungguh baik pada tahun 1966 maupun 1998, kita dihadapkan pada situasi yang secara faktual tidak kita mengerti sepenuhnya sehingga kita tidak siap mengambil kendali.

Indonesia saat ini tidak akan mungkin terhindar dari proses politik internasional tersebut, apalagi dengan posisi geografis Indonesia di kawasan Asia-Pasifik yang strategis baik secara politik maupun ekonomi. Tanpa keawasan dan strategi jitu, Indonesia akan kehilangan banyak peran dan hanya menjadi aktor kecil dalam pentas dunia. Sementara, aktor non-negara mulai dari kalangan bisnis hingga organisasi-organisasi non-profit akan semakin memainkan peranan penting dalam lingkup nasional maupun internasional.

Gerakan mahasiswa masih sering tersandung dalam jebakan issu dan heroisme yang membutakan. Dalam hal ini, idiom ‘demokrasi’, ‘HAM’, ‘anti-militerisme’, ‘civil society’ dll. lebih sering menjadi stimulan normatif yang berasal dari luar yang mengobarkan psikologi perlawanan. Idiom-idiom mulia itu seringkali hanya dipandang dari sisi normatifnya dan jarang dibaca dalam sebuah kenyataan politik dunia.

Sebagai bagian dari civitas akademika, mahasiswa diharapkan mampu memberikan gagasan dan ide-ide ke-Indonesiaan. Namun ternyata dinamika perpolitikan negara sangat mudah menggerakkan mahasiswa sebagai kekuatan gerakan ekstra parlementer. Melalui peran ini, mahasiswa hendak mengartikulasikan aspirasi politiknya untuk mempengaruhi proses-proses pengambilan keputusan di tingkat nasional. Kesemuanya itu diniati sebagai artikulasi kepentingan rakyat, berbareng bergerak bersama rakyat, sehingga diharapkan akan menjadi satu gerakan people power yang masiff dan progresif.

Dalam fakta, cita-cita luhur mahasiswa Indonesia nyaris menjadi utopi. Gerakan mahasiswa Indonesia sering hanya dijadikan alat dari kelompok-kelompok kepentingan yang mengatasnamakan rakyat. Tiga fakta menunjukkan kesimpulan itu.

Pertama gerakan mahasiswa tahun 1945-1966, mahasiswa bangkit melihat kondisi negara yang sedang mengalami kegoncangan. Sistem politik nasional selalu mengalami perubahan bentuk pemerintahan, mulai dari Republik Indonesia Serikat (RIS), Demokrasi Terpimpin dan kembali lagi ke Republik. Lantas mulai dominannya partai komunis di pentas politik nasional juga membawa kekhawatiran bagi banyak kalangan di Indonesia. Tampaknya hanya sedikit yang sadar, bahwa tahun-tahun tersebut (1960-an) Indonesia menjadi panggung penting Perang Dingin.

Pada akhirnya mahasiswa memang ‘mampu’ menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno tahun 1966. Namun kekuatan mahasiswa tidak muncul dengan sendirinya. ABRI mulai berinfiltrasi dalam tubuh gerakan mahasiswa melalui Badan Kerja Sama Pemuda Militer yang terbentuk tahun 1957. Sebagai respon ataÿÿpertÿÿtaÿÿÿÿ ideologi ketikawaÿÿasABRI melirik mahasÿÿwa sebagai kelompok independenÿÿ yuk menjadi mitra. Dengan menggulingkan Soekarno, mahasiswa telah membantu menaikkan Jenderal Soeharto untuk menduduki kursi presiden. Namun kemudian mahasiswa justru harus berhadapan dengan strategi depolitisasi oleh pemerintah, yang lebih tertarik untuk berkoalisi dengan intelektual dan teknokrat murni yang selama ini tidak pernah concern dengan persoalan politik.

Kedua gerakan mahasiswa tahun 1974/1975. Mahasiswa sempat terprovokasi oleh isu-isu anti Jepang sehingga pada tanggal 15 Januari 1975 (Malari), terjadi pembakaran produk-produk Jepang di Indonesia. Padahal gejolak politik ekonomi waktu itu merupakan akibat dari pertarungan perebutan pasar antara AS dan Jepang. Akibat Malari pemerintah mengeluarkan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan) yang membatasi aktivitas mahasiswa dalam kegiatan minat-bakat.

Ketiga gerakan Mahasiswa tahun 1998. Faktor signifikan yang mendorong Soeharto mundur adalah fluktuasi kurs rupiah atas dollar AS dan berhentinya pasar modal dalam negeri. Faktor tersebut muncul sebagai respon atas kekuasaan Soeharto yang hanya berorientasi membangun istana ekonomi keluarga dan kroni, sehingga menutup peluang investasi pengusaha-pengusaha asing khususnya AS dan dinilai mengancam kepentingan internasional AS. Situasi seperti ini, ditambah kondisi yang 32 tahun dirasakan rakyat, memunculkan isu-isu populis yang kemudian terkenal dengan 6 visi reformasi (Adili Soeharto, Cabut Dwi Fungsi ABRI, Hapus KKN, Tegakkan Supremasi Hukum, Otonomi Daerah dan Amandemen UUD`1945). Momentum gerakan mahasiswa kemudian dimanfaatkan oleh elit tertentu. ”Gerakan reformasi ini telah dimanipulasi para elit politik, baik elit politik yang lama maupun yang baru, yang masih berambisi meraih kekuasaan bagi diri dan kelompoknya dengan cara saling kompromi diantaranya lewat pemilu yang dilaksanakan tahun 1999” (Meluruskan Arah Perjuangan Reformasi Dan Merajut kembali Merah-Putih Yang Terkoyak : Iluni UI). Akankah kita para mahasiswa sekarang kembali akan menjadi alat dan terprovokasi dengan isu-isu populis tertentu yang ternyata hanya menguntungkan kelompok tertentu dan jauh dari kepentingan riil masyarakat ?

a. Mitos Gerakan Moral

Terlepas dari sejarah panjang perjalanan gerakan mahasiswa di Indonesia, kekuatan mahasiswa hanya mampu menjadi kelompok preasure group yang ternyata didorong oleh kepentingan kelompok tertentu. Pada sisi lain mahasiswa tidak mampu memberikan satu rumusan konseptual dan solusi atas berbagai problematika transisi. Berbagai kegagalan harus kita akui sebagai bentuk kelemahan kita bersama, salah satunya berasal dari keterjebakan kita dalam stigma gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral.

Sejarah panjang mengenai peran gerakan mahasiswa di Indonesia, memang telah menggoreskan sebuatan gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral. Hal ini dilatarbelakangi oleh ‘keberhasilan’ gerakan mahasiswa menumbangkan presiden Soekarno tahun 1966, Soeharto tahun 1998 dan Gus Dur tahun 2001. Latar belakang inil mempengaruhi kemunculan stigma gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral yang akan selalu menyuarakan kepentingan rakyat banyak dengan tombak issu-issu demokrasi, HAM, supremasi sipil dan lain-lain. Rumusan sederhananya, “dengan menurunkan presiden, mahasiswa berarti berpihak kepada rakyat”.


Di lapangan, gerakan mahasiswa sesungguhnya adalah gerakan politik.

Pertama, gerakan mahasiswa dalam orientasinya yang ingin melakukan perubahan, selalu mengunakan ukuran perubahan struktur atau lebih spesifik perubahan kebijakan sebagai ukuran keberhasilannya. Fenomena tentang perubahan struktur atau perubahan kebijakan yang terjadi di Indonesia selalu dihasilkan dari proses gerakan politik bukan gerakan moral.

Kedua, stigma gerakan moral tidak lain adalah bentuk justifikasi dari kebenaran akademis yang kelahirannya dilatarbelakangi oleh mitos independensi perguruan tinggi. Implikasinya pada cara pandang bahwa gerakan mahasiswa adalah gerakan murni dan independen, jauh dari kepentingan pragmatis dan kepentingan politik tertentu.

Ketiga, gerakan mahasiswa yang mengklaim dirinya menyuarakan aspirasi rakyat dengan mengunakan idiom demokrasi, HAM, supremasi sipil, supremasi hukum dan yang lainnya, telah menjadikan idiom-idiom tersebut sebagai standar moral gerakan. Moral kemudian menjadi alat untuk mengukuhkan eksistensi gerakan mahasiswa dan menyerang lawan (baca : negara). Sementara pada sisi lain negara sebagai bentuk dari konsep trias politika (eksekuti, legeslatif dan yudikatif) juga mengunakan legitimasi moral dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Keempat moral dalam gerakan mahasiswa sebenarnya hanya menyetuh pada aspek psikologi, emosional dan romantisme, bukan moral yang menjadi élan gerakan. Kebangkitan gerakan mahasiswa lebih signifikan dipengaruhi faktror eksternal seperti Badan Kerja Sama Pemuda-Militer (BKSPM) yang terbentuk tahun 1957, adalah bentuk infiltrasi politik ABRI. dan gerakan mahasiswa tahun 1974/1975 yang melakukan pembakaran produk-produk Jepang di Indonesia, sebenarnya hanyalah akibat dari pertarungan antara AS dan Jepang untuk memperebutkan pasar di Indonesia.

Keberadaan moral dalam gerakan mahasiswa tidak lain adalah bentuk pelarian dari individu seorang mahasiswa yang tidak mampu membebaskan diri dari belenggu moral dalam konteks pribadi, yang kemudian membawanya dalam komunitas gerakan mahasiswa. Tidak bebasnya belenggu disini meliputi, Pertama, belenggu moral dalam prespektif teologis yang mengikat relasi manusia dengan Tuhan dalam menjalankan hukum agama dan kewajiban sebagai seorang hamba. Individu tidak mampu keluar dari penilaian dosa-pahala dan halal-haram. Kedua, belenggu dalam perspektif norma yang mengikat hubungan antar individu dan masyarakat. Individu tidak mampu keluar dari penilaian masyarakat terhadap perilaku, bermoral atau amoral.

b. Sejarah PMII & Mahasiswa Kontemporer

Saat didirikan, PMII merupakan bagian integral dari organisasi (Partai) NU. PMII dilahirkan sebagai sayap mahasiswa NU disamping GP Ansor di sayap pemuda, Muslimat di sayap ibu-ibu, Fatayat di sayap remaja putri dan IPNU/IPPNU di sayap pelajar, SARBUMUSI di sayap buruh dan LESBUMI di sayap seni. Maka keterlibatan PMII di masa-masa awal berdirinya sebagai penyokong Partai NU adalah sebuah keharusan.

Pada tahun 1974 ketika NU dipaksa melakukan fusi bersama partai-partai Islam lain dalam PPP, Deklarasi Independensi Murnajati-Malang juga merupakan pilihan sejarah yang sangat relevan. Dengan tegas PMII menyatakan independen dari NU karena PMII memang harus menegaskan visinya sebagai organisasi yang lepas dari kepentingan partai politik. Demikian pula, deklarasi interdependensi pada dekade 1980, yang menegaskan kesaling-tergantungan PMII-NU adalah bukti bahwa PMII tidak akan dapat meninggalkan komitmennya terhadap jama’ah Nahdliyyin.

syair

SYAIR KEDAMAIAN

TIADA ‘KAN TERLAHIR KEBAIKAN

SELAIN TERGERAK DARI NIAT NAN SUCI

TIADA ‘KAN HIDUP KEDAMAIAN

SELAIN TERGERAK DARI NIAT NAN IKHLAS

KINI TLAH KUTEMUKAN………..

SUARA HATI KEDAMAIAN

KINI TLAH KURASAKAN ……….

INDAHNYA KEDAMAIAN

BERBAUR BERSAMA

DALAM IKATAN KEKELUARGAAN

BERGERAK BERSAMA

DALAM MERAIH KESUKSESAN

SEMUA TLAH HADIR

SEMUA TLAH TERHIMPUN

SEMUA TLAH MENYATU

DALAM SATU SUARA KEDAMAIAN

***** ( R A M L I A N I ) *****

YOU ARE MY HEART

When this heart is lonely

You come to give coolness

When this heart is restless

You come to give calm

Every look at your face

I find honesty that gets out

Every see your smile

I feel this life is more beautiful

All my wish heart always you give

All my wish heart was in you

I’ll keep all remembrance with you

I’ll bring it wherever I was

You always present in my life

In sadness and happiness

You always present to entertain

You are my heart…forever…

By RAMLIANI

Agustus 2007


SUARA HATI

TLAH TERSENTUH HATI INI

SEBUAH BAYANG IMPIAN

TERLINTAS TANYA DIHATI

AKANKAH AKU MEMILIKINYA

KUBUKA TIRAI HATIKU

KUUKIR SEBUAH NAMA

KURANGKAI KEBERSAMAAN

DALAM SEBUAH HUBUNGAN

DALAM TIAP DESAH NAFASKU

SLALU HADIR PESONANYA

DALAM TIAP MATA TERPEJAM

RAUT MANISNYA HIASI ANGAN

WALAU SIKAPKU TENANG

HATI SLALU BERGETAR

WALAU SLALU TAK JUMPA

HATI TERASA BERSAMA

MENANTI SATU KEPASTIAN

DARI SEBUAH KEJUJURAN

KUBAWA HATI SEGENAP CINTA

DARI KALBUKU YANG DALAM

BY RAMLIANI

MENGAPA MENGENANG SEJARAH PAHLAWAN

MENGAPA MENGENANG SEJARAH PAHLAWAN

Oleh : RAMLIANI

Pahlawan adalah orang yang telah berjuang dan berjasa baik dalam bersikap, berpikir dan bertindak dalam diri, keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara yang manfaatnya dapat dirasakan oleh segenap umat manusia. Secara historical sejarah bangsa kita telah melahirkan pahlawan-pahlawan bangsa yang hingga saat ini menjadi teladan dan panutan generasi muda untuk mengisi Era kemerdekaan dan Kebebasan demi terciptanya bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.

Mengingat banyaknya pengorbanan yang dirasakan para pejuang-pejuang bangsa mulai dari Era penjajahan sampai pada Era Kemedekaan seperti sekarang ini, maka sudah menjadi tanggung jawab kita secara utuh untuk tetap meneruskan cita-cita leluhur pejuang-pejuang bangsa ini. Dengan mengibarkan bendera dalam peringatan hari pahlawan tidaklah cukup untuk mengganti arti dari sebuah perjuangan,namun kita dituntut secara moral dalam mengisi dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke agar tatap menyatu dan jauh dari propaganda Bangsa-bangsa lain.

Globalisme dunia bukanlah alasan untuk melupakan sejarah pahlawan bangsa kita, namun marilah kita jadikan panutan semua perjuangan pahlawan bangsa ini dengan semangatnya yang selalu membara dalam menapak langkah kedepan seiring dengan Globalisme itu sendiri. Dengan mengenang hari pahlawan dengan sendirinya akan menumbuhkan kesadaran kita sebagai bagian dari bangsa ini yang harus tetap berkreatif, berinovatif demi terwujudnya masyarakat yang madani, berwawasan luas dan mempunyai rasa tanggung jawab yang penuh terhadap keutuhan bangsa dan Negara ini serta memiliki motivasi yang tinggi untuk memajukan bangsa kearah yang lebih maju menuju masa depan yang cemerlang.

Sudah saatnya kita sebagai generasi muda untuk tampil kedepan sebagai pahlawan bangsa dari banyaknya persoalan yang menimpa bangsa ini. Dulu kita mengenal penjajah hanya dari satu sisi yakni bangsa lain yang datang kemudian mengeruk kekayaan serta menindas rakyat secara fisik dan psikis, namun saat ini semua telah berubah warna dan bentuknya sebab masyarakat bangsa kita saat ini pun sedang dalam penjajahan secara tidak langsung dalam bentuk penindasan hak-hak dan tidak terealisasinya hukum secara adil dan merata.

Munculnya berbagai gejolak dan musibah terhadap bangsa kita adalah suatu peristiwa yang mengingatkan bangsa kita akan sebuah bentuk kezoliman baik itu terhadap sesama manusia ataupun terhadap lingkungan alam. Hal inilah yang harus kita sadari sehingga kita dapat mengenang dan mengambil hikmah terhadap hal-hal yang terlupakan ataupun sengaja melupakan. Jangan sampai kita terjebak oleh arus bangsa lain yang secara diam-diam akan kembali menjajah dan menjerumuskan bangsa ini pada kehancuran. Generasi muda tetap diharapkan untuk bersikap dan bertindak antisipatif terhadap arus pasar bebas yang semakin menggila dan siap menggilas siapapun yang lengah dan kurang sigap. Generasi muda sangat menentukan masa depan bangsa dan dipersiapkan menjadi pahlawan Era Globalisasi.

Rabu, 05 Maret 2008

MENGAPA MENGENANG SEJARAH PAHLAWAN

Sabtu, 01 Maret 2008

UKM STUDENT SOLUTION UNIKARTA

Sebuah UKM yang sedang mengembangkan sayapnya ini, sering menciptakan terobosan-terobosan baru dalam dunia pendidikan. Kunjungan ke beberapa universitas yang ada di Kalimantan Timur telah mereka lakukan. UKM yang diketuai oleh mahasiswa FKIP yang kebetulan duduk di kelas B semester lima ini, mempunya sebuah planning tour kampus Kalimantan Timur.